Banyak hal yang tidak saya ketahui dan tidak mau saya ketahui. Tetapi keadaan yang terkadang memaksa saya untuk mengetahui. Saya tidak ingin, kita sesama muslim, bermusuhan. Saya berusaha untuk menjelaskan dengan bahasa yang menurut saya ini benar. Karena saya tidak ingin mengkambinghitamkan, siapa yang salah, bagi saya memaafkan itu lebih penting dari segalanya. Sekali lagi saya minta maaf jika salah, mohon diingatkan, saya masih membutuhkan kritik dan saran yang membangun.
Malam itu, tepatnya hari Rabu, tanggal 27 Juli 2011, maaf, saya katakan, saya mendapatkan tekanan dari PMII [tidak hanya rayon yang mengikat dan menjadi tanggung jawab saya], rumah [keluarga], kampus, Averrous dan teman-teman saya. Waktu itu, posisi saya dalam keadaan bingung dan butuh pertolongan. Entah kenapa nama yang terlintas dalam pikiran adalah sampean.
Saya mencoba untuk memohon bantuan tapi saya sangat kaget sekali dengan jawaban sampean berkata tidak. Serasa apa yang saya lakukan dipenuhi dengan perasaan tanpa logika. Dan ternyata bukan sekali sampean berkata “ndak bisa” karena a, b, c.....z. Di situlah saya mulai memaksa, karena saya penasaran, “ WHAT’D HAPPENED WITH YOU?”, ”ARE YOU OKEY?” pertanyaan itu memenuhi kepala saya.
Saya banyak mendengar cerita dari sahabat-sahabat tentang sampean, dan saya mulai tidak tega dan berharap sampean mau berbagi duka dengan saya atau sahabat-sahabat . Perubahan sikap sampean yang begitu tiba-tiba ternyata belum bisa saya terima.
Sampean pernah berjanji untuk tidak merokok jika ada saya, tetapi sampean mengingkarinya. Jujur saya bingung sekali dengan sikap sampean yang tidak bisa saya artikan. Semakin tertutup dan tidak mau jujur. Saya bingung dengan posisi saya di mata sampean, “kau anggap apa aku?”
Terima kasih atas kesempatan sampean membaca coretan ini.
- maaf jika kediamanku selama ini banyak menimbulkan tanda tanya ke pean... aku minta maa ats semua kesalahnku..