Awalnya, saya bertemu dengan komunitas yang suka nongkrong di belakang kantin. Saya tertarik sekali ketika mendengar bahwa orang-orang itu mengumpulkan dana dengan meminta sumbangan melalui kotak amal dan donatur, serta ngamen. Saya semakin penasaran, sebenarnya mereka akan melakukan apa. Dan saat saya bincang-bincang, saya pun tau kalo mereka akan mengunjungi sebuah yayasan anak cacat. Dari pembicaraan itulah, saya sangat tertarik sekali untuk ikut aktif di dalamnya. Kepanitian sudah terbentuk, dan saya hanya menjadi pupuk bawang. Saya menawarkan diri melakukan sesuatu yang saya bisa untuk membantu panitia menyiapkan acara.
Hari Sabtu tanggal 10 Maret 2012, waktu berbenturan dengan acara diklat An nashih, dan saya selaku co sie konsumsi juga, tapi entah kenapa saya lebih memprioritaskan untuk mengikuti bhaksos hari itu.
Sekitar 30 menit saya menunggu teman saya di depan gang. Karena dia bangun kesiangan gara-gara malamnya dia masih mendekor ruangan sampai jam 1 malam, akhirnya kita sedikit telat datang ke yayasan. Sesampainya disana, saya bertemu dengan anak-anak manis yang memilki keterbatasan fisik, yang biasa orang bilag anak cacat.
Entah dari mana datangnya bulir-bulir air mata ini, yang jelas saya merasakan tetesan air mata di pipi. Saya berusaha keras untuk tersenyum, tapi mata tak juga mau diajak kompromi.
Saya mencoba menyapa mereka, dan benar sekali, mereka sangat ramah. Dan sangat terbuka. Hati saya semakin terenyuh, dan luruh oleh senyum mereka.
Pembukaan, kita menyanyikan lagu kebangsaan kita, Indonesia Raya.
Disinilah awal saya merasakan kehangatan di dekat mereka.
Acara demi acara pun dimulai, perlombaan seperti mewarnai, memasang kaos kaki, balap kursi roda, dsb.
Mereka tertawa, mereka berjuang, mereka menari, mereka bersorak-sorai, mereka menyanyi, dan mereka bahagia, saya merasakan semua itu...
Dalam penglihatan, saya melihat pemandangan yang begitu sempurna, begitu indah. Di dalam tangis saya, firman Tuhan lagi-lagi terngiang ditelinga saya,,,
,,,fabiaiiyiaalaa irobbikumatukadziban,,,
Kebagiaan yang terpancar dari senyum anak kecil yang dimata orang-orqng adalah cacat atau tidak sempurna,,,
Meskipun mereka terlahir dengan segala kekuranga itu, mereka masih bisa tertawa dan menertawakan kekurangannya,,
Satu hal yang membuat saya menangis tersedu-sedu,,, mereka hanya tahu bahwa hidup adalah anugerah,,,
Ketika kami (seluruh panitia) menyanyikan lagu “sempurna-andra and the backbond” dan lagu “jangan menyerah-D’masiv”, semua hanyut dalam haru, tetapi adik-adik manis itu hanya merasakan bahwa hari ini mereka bahagia.
Yang paling mengesankan dari mereka, ada satu anak kecil yang kurang sempurna di bentuk wajah, tapi dia memilki energi yang luar biasa hebatnya. Dia berlari, menyanyi, menari, berteriak. Seperti itulah semangat adik kecil itu untuk menapaki kehidupan ini. Sesungguhnya dia adalah ciptaan Tuhan yang mampu menghiasi keindahan yang ada di muka bumi ini.
Satu hal yang dapat saya petik untuk kehidupan saya, mereka bersungguh-sungguh untuk hidup,,,
Benar kata rosululloh,,,
Man jadda wa jada,,,
Kebanyakan dari kita mengatakan bahwa dunia ini kejam, tapi mereka tidak mengenal kata “menyerah” untuk hidup di dunia ini.
Subhanallah,,,
Lantas bagaimanakah kita (manusia yang utuh tanpa menyandang kata cacat) mencoba untuk bangkit dari segala kekurangan yang ada pada diri ???
Haruskah kita menyerah, dan mengakui kekalahan kita bahwa kita gagal menjadi manusia seutuhnya dihadapan adik-adik manis itu??
Apakah kita akan terus meratapi keberhasilan yang belum juga sampai ditangan??
Masihkah kita bertanya, “Apa guna aku hidup??” dengan segala kelebihan yang tidak dimiliki oleh adik-adik itu,,,?
Hanya hati nurani yang mampu menjawab segala pelik yang ada pada diri kita masing-masing,,,cobalah bertanya pada hatimu, Teman,,,