Untuk mengetahui apa saja yang terjadi selama proses sintering,
dibutuhkan pengukuran, penyusutan, butir, dan ukuran rongga sebagai fungsi dari
variabel sintering, seperti waktu, temperatur, dan ukuran partikel mula-mula.
Jika serbuk padat menyusut, kepadatannya akan meningkat seiring dengan waktu.
Gambar 1. Tipe aksial
penyusutan selama sintering sebagai fungsi suhu dengan T2 > T1
Secara berlawanan, jika serbuk padatan menjadi kasar, tidak ada
penyusutan yang diharapkan dalam eksperimen dilatometri. Oleh karena itu, kinetika
pengasaran paling baik diikuti dengan pengukuran rata-rata ukuran partikel
sebagai fungsi waktu.
Seperti pada gambar 2, sebuah
material akan mengikuti kurva y, yaitu pemadatan dan pengasaran terjadi secara
simultan. Kurva x menunjukkan saat pengasaran lebih mendominasi proses
sintering, menyebabkan peningkatan ukuran butir tanpa adanya proses pemadatan
(pemadatan sangat sedikit, ditunjukkan dengan kurva yang meningkat drastis).
Kurva z menunjukkan saat pemadatan lebih mendominasi proses sintering, menyebabkan
peningkatan ukuran butir (terjadi pertumbuhan butir).
Metode alternatif penyajian data sintering ditunjukkan oleh gambar 2.b, yaitu plot waktu evolusi antara
ukuran butir dan rongga; pengasaran memicu peningkatan keduanya, sedangkan
pemadatan menghilangkan rongga.
Gambar 2. (a) grafik
persen kepadatan secara teori dengan ukuran butir (b) metode alternatif :
grafik ukuran rongga dengan ukuran butir
Contoh dalam eksperimen dari proses pemadatan adalah MgO yang
didoping dengan alumina yang disintering pada temperatur 1600oC.
Dari eksperimen
ini didapatkan bahwa alumina yang didoping MgO mengalami peningkatan ukuran
butir dibandingkan dengan alumina tanpa doping, sedangkan ukuran rongga menurun.
Untuk contoh dalam eksperimen dari proses pengasaran adalan Fe2O3
yang disintering di dalam HCl seperti gambar di bawah ini.
Gambar 6. (a) Sintering Fe2O3
di udara (b) Sintering Fe2O3 di HCl
Dari eksperimen
ini diketahui bahwa Fe2O3 memiliki kepadatan yang lebih
tinggi saat disintering di udara dan memiliki kekasaran yang tinggi saat
disintering di HCl.
Tolong berikan komentar dan saran ya.... salam "Habis gelap terbitlah terang"...
Sumber : Barsoum, Michel W. 2003. Fundamentals
of Ceramics. USA : Department of Materials
Engineering, Drexel University.