Gambar 1. Scanning Electron Microscopy (SEM) |
Pada sebuah mikroskop elektron (SEM) terdapat beberapa
peralatan utama antara lain:
1. Pistol elektron, biasanya berupa filamen yang terbuat dari unsur yang mudah melepas elektron misal tungsten.
1. Pistol elektron, biasanya berupa filamen yang terbuat dari unsur yang mudah melepas elektron misal tungsten.
2. Lensa untuk elektron, berupa lensa magnetis karena
elektron yang bermuatan negatif dapat dibelokkan oleh medan magnet.
3. Sistem vakum, karena elektron sangat kecil dan ringan maka jika ada molekul udara yang lain elektron yang berjalan menuju sasaran akan terpencar oleh tumbukan sebelum mengenai sasaran sehingga menghilangkan molekul udara menjadi sangat penting.
3. Sistem vakum, karena elektron sangat kecil dan ringan maka jika ada molekul udara yang lain elektron yang berjalan menuju sasaran akan terpencar oleh tumbukan sebelum mengenai sasaran sehingga menghilangkan molekul udara menjadi sangat penting.
Prinsip kerja dari SEM adalah sebagai berikut:
1. Sebuah pistol elektron memproduksi sinar elektron dan dipercepat dengan anoda.
2. Lensa magnetik memfokuskan elektron menuju ke sampel.
3. Sinar elektron yang terfokus memindai (scan) keseluruhan sampel dengan diarahkan oleh koil pemindai.
4. Ketika elektron mengenai sampel maka sampel akan mengeluarkan elektron baru yang akan diterima oleh detektor dan dikirim ke monitor (CRT).
Secara lengkap skema SEM dijelaskan oleh gambar dibawah ini:
1. Sebuah pistol elektron memproduksi sinar elektron dan dipercepat dengan anoda.
2. Lensa magnetik memfokuskan elektron menuju ke sampel.
3. Sinar elektron yang terfokus memindai (scan) keseluruhan sampel dengan diarahkan oleh koil pemindai.
4. Ketika elektron mengenai sampel maka sampel akan mengeluarkan elektron baru yang akan diterima oleh detektor dan dikirim ke monitor (CRT).
Secara lengkap skema SEM dijelaskan oleh gambar dibawah ini:
Ada beberapa sinyal yang penting yang dihasilkan oleh
SEM. Dari pantulan inelastis didapatkan sinyal elektron sekunder dan
karakteristik sinar X sedangkan dari pantulan elastis didapatkan sinyal
backscattered electron. Sinyal -sinyal tersebut dijelaskan pada gambar dibawah
ini.
Perbedaan gambar dari sinyal elektron sekunder dengan
backscattered adalah sebagai berikut: elektron sekunder menghasilkan topografi
dari benda yang dianalisa, permukaan yang tinggi berwarna lebih cerah dari
permukaan rendah. Sedangkan backscattered elektron memberikan perbedaan berat
molekul dari atom – atom yang menyusun permukaan, atom dengan berat molekul
tinggi akan berwarna lebih cerah daripada atom dengan berat molekul rendah.
Contoh perbandingan gambar dari kedua sinyal ini disajikan pada gambar dibawah
ini.
Mekanisme kontras dari elektron sekunder dijelaskan
dengan gambar dibawah ini.Permukaan yang tinggi akan lebih banyak melepaskan
elektron dan menghasilkan gambar yang lebih cerah dibandingkan permukaan yang
rendah atau datar.
Sedangkan mekasime kontras dari backscattered elektron
dijelaskan dengan gambar dibawah ini yang secara prinsip atom – atom dengan
densitas atau berat molekul lebih besar akan memantulkan lebih banyak elektron
sehingga tampak lebih cerah dari atom berdensitas rendah. Maka teknik ini
sangat berguna untuk membedakan jenis atom.
Namun untuk mengenali jenis atom
dipermukaan yang mengandung multi atom para peneliti lebih banyak mengunakan
teknik EDS (Energy Dispersive Spectroscopy). Sebagian besar alat SEM dilengkapi
dengan kemampuan ini, namun tidak semua SEM punya fitur ini. EDS dihasilkan
dari Sinar X karakteristik, yaitu dengan menembakkan sinar X pada posisi yang
ingin kita ketahui komposisinya. Maka setelah ditembakkan pada posisi yang
diinginkan maka akan muncul puncak – puncak tertentu yang mewakili suatu unsur
yang terkandung. Dengan EDS kita juga bisa membuat elemental mapping (pemetaan
elemen) dengan memberikan warna berbeda – beda dari masing – masing elemen di
permukaan bahan. EDS bisa digunakan untuk menganalisa secara kunatitatif dari
persentase masing – masing elemen.
Contoh dari
aplikasi EDS digambarkan pada diagram dibawah ini.
Aplikasi dari teknik SEM – EDS dirangkum sebagai
berikut:
1. Topografi: Menganalisa permukaan dan teksture (kekerasan, reflektivitas dsb)
2. Morfologi: Menganalisa bentuk dan ukuran dari benda sampel
3. Komposisi: Menganalisa komposisi dari permukaan benda secara kuantitatif dan kualitatif.
1. Topografi: Menganalisa permukaan dan teksture (kekerasan, reflektivitas dsb)
2. Morfologi: Menganalisa bentuk dan ukuran dari benda sampel
3. Komposisi: Menganalisa komposisi dari permukaan benda secara kuantitatif dan kualitatif.
Sedangkan kelemahan dari teknik SEM antara lain:
1. Memerlukan kondisi vakum
2. Hanya menganalisa permukaan
3. Resolusi lebih rendah dari TEM
4. Sampel harus bahan yang konduktif, jika tidak konduktor maka perlu dilapis logam seperti emas.
1. Memerlukan kondisi vakum
2. Hanya menganalisa permukaan
3. Resolusi lebih rendah dari TEM
4. Sampel harus bahan yang konduktif, jika tidak konduktor maka perlu dilapis logam seperti emas.