Bila kita melihat berbagai aktivitas
kehidupan, kita tidak akan pernah terlepas dari ketergantungan makhluk hidup
terhadap energi.
Kebutuhan akan energi menjadi semakin penting abad ini. seiring dengan menipisnya sumber daya alam yang tersedia dan dampak dari aktivitas pemanfaatan energi tersebut bagi kehidupan. Untuk melakukan aktivitas hidup manusia di level yang
sederhana, kita memerlukan energi untuk hidup atau menggerakkan semua organ tubuh kita sampai pada sel-sel yang ada dalam tubuh kita. Energi tersebut biasanya didapat dari makanan, sinar matahari, alat-alat elektronik yang membantu tubuh untuk mendapatkan energi dan lain-lain. Di sisi lain aktivitas hidup manusia diluar tubuh manusia yang dapat menunjang hidup manusia diantaranya bisnis, kantor, industri, transportasi dan lainnya memerlukan energi baik itu dalam bentuk bahan bakar maupun listrik.
Kebutuhan akan energi menjadi semakin penting abad ini. seiring dengan menipisnya sumber daya alam yang tersedia dan dampak dari aktivitas pemanfaatan energi tersebut bagi kehidupan. Untuk melakukan aktivitas hidup manusia di level yang
sederhana, kita memerlukan energi untuk hidup atau menggerakkan semua organ tubuh kita sampai pada sel-sel yang ada dalam tubuh kita. Energi tersebut biasanya didapat dari makanan, sinar matahari, alat-alat elektronik yang membantu tubuh untuk mendapatkan energi dan lain-lain. Di sisi lain aktivitas hidup manusia diluar tubuh manusia yang dapat menunjang hidup manusia diantaranya bisnis, kantor, industri, transportasi dan lainnya memerlukan energi baik itu dalam bentuk bahan bakar maupun listrik.
Penggunaan sumber energi yang berasal
dari energi fosil saat ini dipandang sudah tidak lagi bisa diandalkan. Ismail
(2009) dalam tulisannya mengatakan “sumber energi fosil saat ini sudah tidak
bisa diandalkan secara penuh, ini dikarenakan cadangan minyak bumi yang
terkandung di bumi sudah semakin menipis”. Dari pertimbangan di atas, kiranya
perlu bagi umat manusia untuk menemukan sumber energi baru yang dapat
diandalkan.
Dari pernyataan di atas telah jelas
bahwa sesungguhnya dunia ini tak terkecuali di Indonesia sedang terancam oleh
terjadinya krisis energi yang diakibatkan oleh menipisnya cadangan sumber
energi. Hal tersebut apabila tidak segera diatasi akan menimbulkan berbagai
kekacauan dan bukan tidak mungkin dapat menyulut terjadinya perang dunia karena
perebutan cadangan sumber energi.
Fenomena krisis energi
Meningkatnya kebutuhan akan energi
seiring dengan pertambahan penduduk mengakibatkan berkurangnya sumber energi
dan terganggunya ekosistem di bumi akibat aktivitas manusia dalam pemanfaatan
sumber-sumber energi tersebut salah satunya efek rumah kaca.
Pada dasarnya sumber energi dapat
dikelompokkan menjadi dua kelompok besar, yakni sumber energi terbarukan dan
sumber energi tak terbarukan. Sumber daya alam tak terbarukan adalah sumber
daya yang terdapat di alam, tetapi alam sulit atau tidak dapat memperbaruinya.
Contoh: minyak bumi dan batu bara.
Masyarakat pendukung kehadiran PLTN,
sejauh ini mendasarkan pendapatnya pada tiga alasan pokok. Pertama, semakin
berkurangnya cadangan energi fosil di Indonesia, terutama minyak bumi dan batu
bara. Di sisi lain, kebutuhan akan energi listrik terus meningkat. Menurut
BATAN, laju pertumbuhan kebutuhan listrik sebesar 7,1 persen hingga pada 2026.
Dengan begitu, harus ada sumber energi lain untuk dimanfaatkan sebagai
pembangkit listrik. Sumber energi alternatif tersebut antara lain energi surya,
angin, air, biomass, termasuk nuklir.
Kedua, pembangkit listrik berbasis
nuklir dianggap lebih ramah lingkungan daripada pembangkit listrik berbasis
bahan bakar minyak. Emisi karbon dioksida pembangkit energi nuklir lebih rendah
daripada batu bara, minyak bumi, gas alam, bahkan hidroenergi dan pembangkit
energi surya.
Ketiga, alasan ekonomis. Harga listrik yang
dihasilkan nantinya akan lebih murah karena biaya produksi bisa ditekan.
Sebagai perbandingan, 1 kg uranium sebagai bahan baku nuklir, setara dengan
1.000 – 3.000 ton batu bara.
Pemanfaatan nuklir dapat dikategorikan
untuk makanan, obat-obatan, kesehatan dan kedokteran, industri, transportasi,
desalinasi air, listrik dan senjata. Pemanfaatan radio isotop telah dilakukan
untuk keperluan makanan yang berhubungan dengan rekayasa pertanian dan peternakan.
Pemanfaatan bahan nuklir untuk obat-obatan, kesehatan, kedokteran dan industri
juga diperoleh dari radio isotop. Untuk transportasi dapat dibagi menjadi dua
tipe, yaitu pemanfaatan langsung reaktor nuklir untuk transportasi dan
pemanfaatan secara tak langsung dengan produksi Hidrogen dari kelebihan panas
reaktor nuklir, yang nantinya hidrogen tersebut dapat dimanfaatkan sebagai
bahan bakar.
Diskusi dan Pembahasan
Pemanfaatan reaktor nuklir berskala
kecil untuk kendaraan telah dilakukan untuk keperluan eksplorasi di daerah
terisolir seperti di kutub oleh pemerintah rusia sekitar tahun 1950 an, hanya
saja untuk skala kendaraan komersial masih belum bisa dilakukan. Dalam skala
kapal selam telah banyak dilakukan dengan memanfaatkan reaktor kecil untuk
menggerakan mesin kapal selam tersebut. Pemikiran lain adalah untuk
transportasi luar angkasa. Pemanfaatan energi nuklir untuk keperluan
transportasi diatas khususnya kendaraan eksplorasi, kapal selam dan pesawat
luar angkasa, dikarenakan pemanfaatan bahan nuklir yang dapat dilakukan untuk
jangka yang relatif panjang tanpa adanya refueling (penambahan bahan bakar baru
selama reaktor beroperasi).
Menurut Drs. H. Marpuji Ali, M.Si bahwa
sikap positif menggali manfaat setiap ciptaan Allah adalah dengan melakukan
pengkajian ilmiah, mengoptimalkan fikr dan dzikr sebagai alat analisis (QS 3:
190–191). Karena itu, Islam mendorong umatnya untuk menjadi umat yang
berpengetahuan, menguasai teknologi, dan menjadikan ilmu pengetahuan dan
teknologi sebagai landasan membangun kehidupan berbangsa dan bernegara yang
kuat.
Pengembangan sumber energi alternatif
termasuk dalam wilayah ilmu pengetahuan teknologi. Semakin bervariasinya sumber
energi baru dan terbarukan akan mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil
sekaligus mendayagunakan anugerah Allah kepada Bangsa Indonesia berupa
melimpahnya kekayaan alam. Karena itu, riset sumber energi alternatif perlu
didukung penuh oleh umat Islam pada khususnya dan masyarakat madani pada
umumnya.
Fisi Nuklir
Secara umum, energi nuklir dapat
dihasilkan melalui dua macam mekanisme, yaitu pembelahan inti atau reaksi fisi
dan penggabungan beberapa inti melalui reaksi fusi. Di sini akan dibahas salah
satu mekanisme produksi energi nuklir, yaitu reaksi fisi nuklir.
Sebuah
inti berat yang ditumbuk oleh partikel (misalnya neutron) dapat membelah
menjadi dua inti yang lebih ringan dan beberapa partikel lain. Mekanisme
semacam ini disebut pembelahan inti atau fisi nuklir. Contoh reaksi fisi adalah
uranium yang ditumbuk (atau menyerap) neutron lambat.
Reaksi fisi uranium seperti di atas
menghasilkan neutron selain dua buah inti atom yang lebih ringan. Neutron ini
dapat menumbuk (diserap) kembali oleh inti uranium untuk membentuk reaksi fisi
berikutnya. Mekanisme ini terus terjadi dalam waktu yang sangat cepat membentuk
reaksi berantai tak terkendali. Akibatnya, terjadi pelepasan energi yang besar
dalam waktu singkat. Mekanisme ini yang terjadi di dalam bom nuklir yang
menghasilkan ledakan yang dahsyat. Jadi, reaksi fisi dapat membentuk reaksi
berantai tak terkendali yang memiliki potensi daya ledak yang dahsyat dan dapat
dibuat dalam bentuk bom nuklir.
Dibandingkan dibentuk dalam bentuk bom
nuklir, pelepasan energi yang dihasilkan melalui reaksi fisi dapat dimanfaatkan
untuk hal-hal yang lebih berguna. Untuk itu, reaksi berantai yang terjadi dalam
reaksi fisi harus dibuat lebih terkendali. Usaha ini bisa dilakukan di dalam
sebuah reaktor nuklir. Reaksi berantai terkendali dapat diusahakan berlangsung
di dalam reaktor yang terjamin keamanannya dan energi yang dihasilkan dapat
dimanfaatkan untuk keperluan yang lebih berguna, misalnya untuk penelitian dan
untuk membangkitkan listrik.
Di dalam reaksi fisi yang terkendali,
jumlah neutron dibatasi sehingga hanya satu neutron saja yang akan diserap
untuk pembelahan inti berikutnya. Dengan mekanisme ini, diperoleh reaksi
berantai terkendali yang energi yang dihasilkannya dapat dimanfaatkan untuk
keperluan yang berguna.
Reaktor Nuklir
Reaktor nuklir adalah tempat atau
perangkat dimana reaksi nuklir berantai dibuat, diatur dan dijaga
kesinambungannya pada laju yang tetap. Berlawanan dengan bom nuklir, dimana
reaksi berantai terjadi pada orde pecahan detik, reaksi ini tidak terkontrol.
(Wikipedia)
Sampai saat ini reaktor nuklir sudah
dimanfaatkan dengan berbagai tujuan. Saat ini, reaktor nuklir paling banyak
digunakan untuk membangkitkan listrik. Reaktor
penelitian digunakan untuk pembuatan radioisotop
(isotop radioaktif) dan untuk penelitian. Awalnya, reaktor nuklir pertama
digunakan untuk memproduksi plutonium
sebagai bahan senjata
nuklir.
Saat ini, semua reaktor nuklir komersial
berbasis pada reaksi fisi nuklir, dan sering dipertimbangkan masalah resiko
keselamatannya. Sebaliknya, beberapa kalangan menyatakan PLTN merupakan cara yang
aman dan bebas polusi untuk membangkitkan listrik. Daya fusi merupakan
teknologi ekperimental yang berbasis pada reaksi fusi nuklir.
Ada beberapa piranti lain untuk
mengendalikan reaksi nuklir, termasuk di dalamnya pembangkit thermoelektrik
radioisotop dan baterai atom, yang membangkitkan panas dan daya dengan cara
memanfaatkan peluruhan radioaktif pasif, seperti halnya Farnsworth-Hirsch
fusor, dimana reaksi fusi nuklir terkendali digunakan untuk menghasilkan
radiasi neutron.
Energi
yang dihasilkan dalam reaksi fisi nuklir dapat dimanfaatkan untuk keperluan
yang berguna. Untuk itu, reaksi fisi harus berlangsung secara terkendali di
dalam sebuah reaktor nuklir. Sebuah reaktor nuklir paling tidak memiliki empat
komponen dasar, yaitu elemen bahan bakar, moderator neutron, batang kendali,
dan perisai beton.
Elemen bahan bakar menyediakan sumber
inti atom yang akan mengalami fusi nuklir. Bahan yang biasa digunakan sebagai
bahan bakar adalah uranium U. elemen bahan bakar dapat berbentuk batang yang
ditempatkan di dalam teras reaktor.
Neutron-neutron yang dihasilkan dalam
fisi uranium berada dalam kelajuan yang cukup tinggi. Adapun, neutron yang
memungkinkan terjadinya fisi nuklir adalah neutron lambat sehingga diperlukan
material yang dapat memperlambat kelajuan neutron ini. Fungsi ini dijalankan
oleh moderator neutron yang umumnya berupa air. Jadi, di dalam teras reaktor
terdapat air sebagai moderator yang berfungsi memperlambat kelajuan neutron
karena neutron akan kehilangan sebagian energinya saat bertumbukan dengan
molekul-molekul air.
Fungsi pengendalian jumlah neutron yang
dapat menghasilkan fisi nuklir dalam reaksi berantai dilakukan oleh
batang-batang kendali. Agar reaksi berantai yang terjadi terkendali dimana
hanya satu neutron saja yang diserap untuk memicu fisi nuklir berikutnya,
digunakan bahan yang dapat menyerap neutron-neutron di dalam teras reaktor.
Bahan seperti boron atau kadmium sering digunakan sebagai batang kendali karena
efektif dalam menyerap neutron.
Batang
kendali didesain sedemikian rupa agar secara otomatis dapat keluar-masuk teras
reaktor. Jika jumlah neutron di dalam teras reaktor melebihi jumlah yang
diizinkan (kondisi kritis), maka batang kendali dimasukkan ke dalam teras
reaktor untuk menyerap sebagian neutron agar tercapai kondisi kritis. Batang
kendali akan dikeluarkan dari teras reaktor jika jumlah neutron di bawah
kondisi kritis (kekurangan neutron), untuk mengembalikan kondisi ke kondisi
kritis yang diizinkan.
Radiasi yang dihasilkan dalam proses
pembelahan inti atom atau fisi nuklir dapat membahayakan lingkungan di sekitar
reaktor. Diperlukan sebuah pelindung di sekeliling reaktor nuklir agar radiasi
dari zat radioaktif di dalam reaktor tidak menyebar ke lingkungan di sekitar
reaktor. Fungsi ini dilakukan oleh perisai beton yang dibuat mengelilingi teras
reaktor. Beton diketahui sangat efektif menyerap sinar hasil radiasi zat
radioaktif sehingga digunakan sebagai bahan perisai.
Pembangkit Listrik
Tenaga Nuklir
Energi yang dihasilkan dari reaksi fisi
nuklir terkendali di dalam reaktor nuklir dapat dimanfaatkan untuk
membangkitkan listrik. Instalasi pembangkitan energi listrik semacam ini
dikenal sebagai pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).
Salah satu bentuk reaktor nuklir adalah
reaktor air bertekanan (pressurized water reactor/PWR) yang skemanya
ditunjukkan dalam gambar. Energi yang dihasilkan di dalam reaktor nuklir berupa
kalor atau panas yang dihasilkan oleh batang-batang bahan bakar. Kalor atau
panas dialirkan keluar dari teras reaktor bersama air menuju alat penukar panas
(heat exchanger). Di sini uap panas dipisahkan dari air dan dialirkan menuju
turbin untuk menggerakkan turbin menghasilkan listrik, sedangkan air
didinginkan dan dipompa kembali menuju reaktor. Uap air dingin yang mengalir
keluar setelah melewati turbin dipompa kembali ke dalam reaktor.
Untuk menjaga agar air di dalam reaktor
(yang berada pada suhu 300oC) tidak mendidih (air mendidih pada suhu
100oC dan tekanan 1 atm), air dijaga dalam tekanan tinggi sebesar
160 atm. Tidak heran jika reaktor ini dinamakan reaktor air bertekanan.