Skalar, vektor dan tensor merupakan besaran-besaran
dalam fisika. Skalar adalah besaran
yang hanya memiliki besar saja. Vektor
adalah besaran yang memiliki besar dan arah. Pada dasarnya tensor merupakan
bentuk umum dari skalar dan vektor.
Besaran ini berhubungan dengan medan dimana medan kerap kali diklasifikasikan dalam kelakuan mereka terhadap transformasi simetri ruang-waktu. Istilah yang digunakan dalam klasifikasi ini adalah:
Besaran ini berhubungan dengan medan dimana medan kerap kali diklasifikasikan dalam kelakuan mereka terhadap transformasi simetri ruang-waktu. Istilah yang digunakan dalam klasifikasi ini adalah:
- Medan skalar (seperti
temperatur),
yang nilai-nilainya diberikan oleh variabel tunggal pada tiap titik dalam
ruang. Nilai ini tidak berubah dengan transformasi ruang.
- Medan vektor (seperti
besar dan arah gaya
pada tiap titik dalam medan magnet yang diberikan dengan
menempatkan vektor pada tiap titik dalam ruang. Komponen-komponen vektor ini
bertransformasi seperti biasa dalam rotasi dalam ruang.
- Medan tensor (seperti
tensor tegangan kristal) diberikan oleh tensor pada tiap titik ruang.
Komponen tensor ini bertransformasi seperti biasa dalam rotasi dalam
ruang.
Kata
tensor diperkenalkan pada tahun 1846 oleh William Rowan Hamilton
untuk menggambarkan operasi norma
dalam suatu sistem aljabar jenis (akhirnya dikenal sebagai aljabar Clifford).
Kata tensor digunakan dalam arti seperti saat ini oleh Woldemar Voigt
pada 1898. Dalam fisika semua besaran adalah tensor. Tensor mempunyai range.
Range pada tensor akan menunjukkan jumlah komponennya. Jumlah komponen dari
sebuah tensor adalah 3n, dengan n menyatakan range tensor tersebut.
1. Skalar
merupakan tensor range nol (n=0). Mempunyai 1 komponen. Contoh : Kelajuan (v),
Jarak (s), dan Energi (E).
2. Vektor
merupakan tensor range 1 (n=1). Mempunyai 3 komponen yaitu komponen sumbu x,
sumbu y, dan sumbu z pada koordinat kartesian. Dan tetap mempunyai 3 komponen
untuk sistem koordinat yang lain. Contoh : Posisi (r) , terdiri dari rx , ry , rz , kecepatan
(v), dan gaya (F).
3. Sedangkan
Tensor itu sendiri merupakan tensor range lebih dari 1 (n>1).
Range 2 (n=2) . Mempunyai 9
komponen. Contoh
Keanisotropin
Kristal tunggal
Anisotropi adalah keadaan dimana atom-atom pembentuk
Kristal adalah teratur. Sehingga sifat-sifat fisis pada Kristal nilainya akan
berbeda pada arah yang berbeda.
Struktur Kristal ada bermacam-macam bentuk, ada
kubik, tetragonal, orthorombik, monoklinik, triklinik, heksagonal, dan
rhombohedral. Kristal bisa berbentuk kubik atau berbentuk yang lainnya ini
dipengaruhi oleh ikatan dari atom-atom penyusun Kristal. Atom-atom ada yang
berikatan secara ionic, kovalen, vander walls, dan berikatan hydrogen. Tentunya
pada setiap ikatan atom in energy ikat masing-masing ikatan tidaklah sama.
Energy ikat ini yang nantinya akan mempengaruhi panjang pendeknya parameter
kisi Kristal. Parameter Kristal ini yang bis adibuat untuk menentukan bentuk
struktur Kristal. Bentuk dari struktur Kristal juga bisa dipengaruhi oleh tipe
senyawa.karena tipe Kristal ini yang nantinya membrikan perbandingan dari anion
dan kation senyawa. Perbandingan anion dan kation berpengaruh pada kepadatan atau
pengisian anion dan katio serta posisinya di dalam sel kisi Kristal.
ΓΌ HRTEM
(High Resolution Transmission Electron Microscopy)
Mode yang ini dapat digunakan untuk melihat struktur kristal dari suatu material.
Ketika field emission gun dioperasikan, gambar terbentuk akibat dari
perbedaan fasa gelombang elektron, yang disebabkanoleh elektron itu sendiri
yang berinteraksi dengan spesimen. Pada mode ini, gambar yang dihasilkan tidak
tergantung dari banyaknya jumlah elektron yang menumbuk layar. Sehingga
menyebabkan fase kontras gambar yang dihasilkan lebih kompleks. Sesuai dengan
namanya (High Resolution TEM), HRTEM dapat menghasilkan gambar yang
lebih baik.