1.
Piezoelectricity
Piezoelectricity adalah
kemampuan suatu material yang dapat menghasilkan medan listrik atau potensial
listrik sebagai respon akibat tekanan mekanik (Wikipedia, 2010). Efek piezoelektrik adalah suatu
efek yang reversible, dimana terdapat efek piezoelektrik langsung
(direct piezoelectric effect) dan
efek piezoelektrik balikan (converse piezoelectric effect). Efek piezoelektrik langsung adalah produksi
potensial listrik akibat adanya tekanan mekanik. Sedangkan efek piezoelektrik
balikan adalah produksi tekanan akibat pemberian tegangan listrik, contohnya adalah
kristal lead zirconate titanate yang akan mengalami perubahan dimensi sampai
maksimal 0.1 % jika diberi tegangan listrik. (Tama, 2009)
Gambar 1. piezoelektrik disk yang
menghasilkan voltase karena tekanan
Pada sebuah kristal
piezoelektrik, muatan listrik positif dan muatan listrik negatif adalah
terpisah, namun tersebar secara simetris. Sehingga secara keseluruhan kristal
bersifat netral.
Gambar 2. Penampang penyebaran muatan
listrik dari Kristal piezoelektrik.
Masing-masing
sisi membentuk kutub listrik. Dan ketika suatu tekanan mekanik diterima oleh
kristal piezoelektrik bentuk simetris dari tiap-tiap muatan listrik tersebut
berubah menjadi tidak simetris yang akan menghasilkan tegangan listrik. Sebagai
contoh, 1 cm kubik kristal quartz dengan tekanan mekanik sebesar 2000 Newton
akan menghasilkan tegangan listrik sebesar 12.500 Volt. Berdasarkan arah
datangnya tekanan, terdapat tiga operasi yang dapat dilakukan yaitu transverse
effect, longitudinal effect, dan shear effect. Spesifikasi Piezoelektrisitas
adalah efek gabungan dari sifat elektris bahan yaitu Fluks listrik,
Permitivitas listrik, Medan listrik. Hukum Hooke.
Gambar 3. Mekanisme efek piezoelektrik
2. Piezo Generator
Piezoelectricity
dapat menghasilkan voltase yang sangat tinggi.
Jumlah
tekanan yang diperlukan untuk mengubah elemen keramik piezoelektrik dengan
0.05mm bisa menghasilkan hampir 100.000 volt, namun saat ini sangat kecil.(LiveWIRE, 2006) jumlah tegangan ini sudah cukup untuk
menciptakan bunga api listrik untuk menyalakan gas di oven, grill atau saku
lebih ringan. Faktor kunci
yang terlibat dalam jumlah energi yang dihasilkan oleh bahan piezoelectric ada
hubungannya dengan tekanan pada elemen. Ini adalah
rasio dari gaya diterapkan ke area permukaan elemen. Ketika komposisi
keramik, volume elemen keramik, dan gaya yang digunakan adalah konstan, unsur
yang memiliki luas permukaan terkecil akan menghasilkan energi listrik yang
paling besar (APC 2002).
Jumlah energi listrik tertinggi yang dapat dicapai dengan elemen piezoelektrik yakni saat jumlah tegangan sangat tinggi dihasilkan oleh bahan piezoelektrik. Misalnya, kekuatan 2 kN bekerja pada kristal piezoelektrik berukuran sentimeter kubik menghasilkan lebih dari 12,5 kV.
Jumlah energi listrik tertinggi yang dapat dicapai dengan elemen piezoelektrik yakni saat jumlah tegangan sangat tinggi dihasilkan oleh bahan piezoelektrik. Misalnya, kekuatan 2 kN bekerja pada kristal piezoelektrik berukuran sentimeter kubik menghasilkan lebih dari 12,5 kV.
Gambar
4. Persamaan sistematis dalam piezoelectric
effect
Jumlah energi akan meningkat
secara linear dengan jumlah tegangan yang diaplikasikan, sehingga jika Anda
memberi tekanan lebih pada bahan piezoelectric maka energi yang dihasilkan
besar pula. Hal ini memiliki implikasi untuk keperluan
dalam "energy harvesting"
(LiveWIRE, 2006). Energi dari orang-orang yang berjalan, mengemudi mobil,
kereta api, goncangan di truk atau orang-orang menari di atas lantai dansa
dapat dimanfaatkan melalui efek piezoelektrik yakni bila
perangkat yang ditempatkan di bawah tanah terkena dampak tekanan akibat kegiatan
tersebut (Horn, 2009).
3. Sensor Desain
|
Gambar
5. Skematik sensor design (a) untuk tekanan dan (b) sensor akselerasi
Pada kedua sensor tekanan piezoelektrik
(a) dan piezoelektrik accelerometers (b), unsur-unsur kristal yang digunakan
dalam modus transversal. Perbedaan utama dalam prinsip kerja antara kedua
kasus ini adalah kekuatan cara yang diterapkan pada elemen penginderaan. Dalam sensor tekanan, selaput tipis yang digunakan untuk
memandu memaksa elemen-elemen, sedangkan pada accelerometers, gaya
diaplikasikan tergantung pada besarnya massa seismic yang terpasang.
Sensor
cenderung sensitif terhadap lebih dari satu dimensi fisik. Sebagai contoh,
sensor tekanan canggih sering menggunakan percepatan elemen
kompensasi. Mereka kompensasi didasarkan pada kenyataan bahwa elemen
pengukuran dapat mengalami tekanan dan kegiatan percepatan. Sebuah unit pendukung
pengukuran adalah ditambahkan ke sensor perakitan yang hanya mengalami
percepatan. Sensor ini dapat aktif apabila menerima tekanan mekanik. (Piezocryst,
2005)