2.1
Tanaman
Tebu
Tebu (Saccharum officinarum Linn) merupakan jenis tanaman yang dikenal
sebagai kelompok rumput-rumputan yang menjadi bahan baku pembuatan gula.
Tanaman ini hanya dapat tumbuh di daerah beriklim tropis. Secara morfologi
tanaman tebu dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu batang, daun, akar, dan
bunga. Klasifikasi ilmiah dari tebu adalah sebagai berikut :
·
Divisio :
Spermatophyta
·
Class :
Angiospermae
·
Sub Class :
Monocotyledoneae
·
Ordo :
Poales
·
Family : Poaceae
·
Genus :
Saccharum
·
Species :
Saccharum officinarum L.
Tanaman tebu
biasanya tumbuh baik pada daerah yang beriklim panas dengan kelembaban untuk
pertumbuhan adalah > 70%. Suhu udara berkisar antara 28 oC – 34oC.
Tanah yang baik bagi pertumbuhan tebu adalah tanah subur dan cukup air tetapi
tidak tergenang. Fase pertumbuhan tanaman tebu jatuh pada umur 3 sampai 8 bulan
dan fase pemasakan pada umur 9 sampai 12 bulan yang ditandai dengan tebu
mengeras dan berubah warna menjadi kuning pucat. Pengolahan tanah untuk
penanaman tebu di lahan kering pada umumnya dilakukan pada musim kemarau sampai
akhir musim hujan, sedangkan penanaman dilakukan di awal musim kemarau sampai
menjelang musim hujan.
Berikut adalah kandungan yang
terdapat pada batang tebu (Risvan, 2008) :
1. Air (75 – 85 %)
Air merupakan komponen yang paling besar di dalam tebu
sehingga untuk mendapatkan gula, komponen air harus dihilangkan
sebanyak-banyaknya pada proses penguapan dan kristalisasi.
2. Sukrosa (10 – 12 %)
Sukrosa terdapat pada semua tanaman tebu. Kandungan
sukrosa yang terbanyak terdapat pada bagian batang. Sifatnya stabil dalam
suasana alkalis.
3. Gula Reduksi (0,5 – 2 %)
Gula reduksi yaitu glukosa dan fruktosa dalam
perbandingan yang berlebihan satu sama lain. Semakin masak tebu, semakin
sedikit gula reduksinya. Proses pemecahan dalam gula reduksi akan menimbulkan
kerugian pada industri gula. Suhu tinggi dan pH tinggi akan mempercepat
perpecahan gula reduksi, sehingga itu perlu dihindarkan.
4. Senyawa Organik (0,5 – 1 %)
Senyawa organik dalam tanaman tebu sebagian besar
dalam bentuk Asam Laktat, Asam Suksinat, serta Asam Glukonat. Jika tebu busuk,
asam akan teroksidasi menjadi asam laktat. Asam laktat dalam jumlah yang cukup
banyak akan mempercepat proses inverse. Inverse dapat dicegah dengan cara
mempertahankan pH > 7 dengan temperatur proses pemurnian tidak terlalu
tinggi.
5. Senyawa Anorganik (0,2 – 0,6 %)
Senyawa anorganik yang terdapat di dalam tebu antara
lain Fe2O3, Al2O3, MgO, CaO, K2O,
SO3, dan H2SO4. Senyawa-senyawa tersebut
berasal dari tanah dan dari pupuk yang dapat dipisahkan pada proses pemurnian.
6. Senyawa Phosphate
Senyawa ini adalah senyawa yang penting dalam proses
pemurnian karena senyawa ini dapat menarik dan mengendapkan kotoran dengan
reaksi sebagai berikut :
7. Serabut
Serabut merupakan rangka tanaman tebu yang tersusun
dari selulosa atau hemiselulosa. Ciri umumnya adalah keras karena adanyalignin
dan pektin. Serabut merupakan semua bagian tebu tanpa nira. Jika dipanaskan
atau dikeringkan maka 50 % dari serabut adalah selulosa. Adapun Zat-zat lain
yang terdapat dalam tebu, yaitu :
Tabel
2.1 Zat-Zat Lain yang Terdapat dalam Tebu
No.
|
Komponen
|
Komposisi (%)
|
1
|
-
Hemiselolusa dan pentosan (xilan)
-
Pektin
|
8,5
1,5
|
2
|
-
Protein tinggi (albumin)
-
Protein sederhana (albuminosa dan pentosa)
-
Asam amino (glisin, asam aspartat, asparagin, dan
glutamin)
|
7,0
2,0
25
|
3
|
Asam akonitat,
oksalat, suksinat, glikolat, dan malat
|
13
|
4
|
Klorofil,
antosianin, sakaretin, dan tanin
|
17
|
5
|
Lilin, lemak,
dan sabun
|
17
|
6
|
Fosfat,
klorida, sulfat, silikat, nitrat dari Na, K, Ca, Mg, Al, dan terutama Fe
|
7
|
7
|
Silika
|
2
|
Sumber : Honig (1953)
Pada dasarnya badan tebu tersusun atas
bahan padat dan bahan cair. Mulai dari pangkal sampai ujung batangnya
mengandung nira dengan kadar mencapai 29 %. Nira inilah yang akan diambil untuk
dijadikan kristal-kristal gula. Berikut ini adalah tabel kandungan nira tebu
(Chen & Choui, 1993).
Tabel 2.2 Kandungan Nira Tebu
Komponen
|
Bahan Padat Terlarut (%)
|
1.
Gula
Sukrosa
Glukosa
Fruktosa
|
75 – 92
70 – 88
2,0 – 4,0
2,0 – 4,0
|
2.
Garam
Anorganik
Organik
|
3,0 – 4,5
1,5 – 4,5
1,0 – 3,0
|
3.
Asam
Organik
Asam Karboksilat
Asam Amino
|
1,5 – 5,5
1,1 – 3,0
0,5 – 2,5
|
4.
Komponen
Organik Non Gula
Protein
Pati
Gum
Lilin, Lemak, Fosfatida
|
0,5 – 0,6
0,001 – 0,1
1,3 – 1,6
0,005 – 0,15
|
5.
Komponen
Lainnya
|
3,0 – 5,0
|