Sebelum muncul
Konsep/Teori Tektonik Lempeng dikenal Konsep Geosinklin, yang menyatakan
bahwa; Pembentukan Pegunungan, Pedataran, Cekungan; diawali dengan
pengendapan batuan sedimen pada suatu palung atau geosinklin. Pembebanan
sedimen yang terus menerus membebani batuan yang dibawahnya mengakibatkan gaya
pembebanan pada batuan sedimen yang telah ada dan terendapkan sebelumnya,
sehingga batuan termampatkan dan terlipat-lipat. Batuan yang terletak paling
bawah melebur menjadi magma.
Teori atau Konsep
mengenai Dinamika pada kerak bumi sebagaimana telah dijelaskan terdahulu adalah
Teori Tektonik Lempeng yang menyatahkan bahwa akibat dari pada zona tumbukan
oleh sebab saling mendekatinya segmen-segmen lempeng, mengakibatkan
terbentuknya zona subduksi atau jalur penunjaman, disertai terbentuk
lipatan-lipatan, patahan-patahan, naiknya magma baik melalui proses erupsi
gunungapi maupun dengan melalui celah retakan batuan membentuk batuan
intrusive. Demikian pula pada zona pemekaran akibat pemisahan segmen-segmen
lempeng kerak bumi yang berdekatan akan mengakibatkan terbentuknya
punggung-punggung tengah samudra dan aktivitas gunungapi bawahlaut. Pada Tepi
lempeng benua aktif yang saling bertumbukan atau konvergen yang membentuk
penunjaman, menghasikan peleburan parsial daripada batuan menjadi magma, kedua
lempeng kerak, selanjutnya menyebabkan terbentuknya jalur busur volkanis aktif.
Magma yang terbentuk didalam perut bumi perlahan-lahan akan bergerak ke atas
dan membentuk tubuh batuan intrusif (antara lain batholite) dekat permukaan.
Akibat lain daripada
gerak / dinamika tektonik diatas, pada bagian lain terutama daerah yang
berdekatan zona tepi interaksi antar masing-masing lempeng kerak berada dibawah
gaya dan tekanan yang selanjutnya akan mengakibatkan perubahan sifat fisik
batuan penyusun lempeng kerak bumi yang kemudian disebut sebagai deformasi
batuan. Apabila tekanan melampaui batas dari daya tahan batuan makan batuan
akan membentuk Patahan dan apabila batuan pada kondisi fisik tertentu mampu
untuk mempertahankan daya elastisitasnya namun berubah karena tekanan maka
batuan akan mengalami Perlipatan, sehingga gejala dinamika sebagaimana
diterangkan menyebabkan, terbetuknya Gunung api, Pegunungan Blok (Pegunungan Patahan),
Pegunungan Lipatan.
Lempeng tektonik terbentuk oleh kerak benua
(continental crust) ataupun kerak samudra (oceanic crust), dan lapisan batuan
teratas dari mantel bumi (earth’s mantle). Kerak benua dan kerak samudra,
beserta lapisan teratas mantel ini dinamakan litosfer. Kepadatan material pada
kerak samudra lebih tinggi dibanding kepadatan pada kerak benua. Demikian pula,
elemen-elemen zat pada kerak samudra (mafik) lebih berat dibanding
elemen-elemen pada kerak benua (felsik).
Di bawah litosfer terdapat lapisan batuan cair
yang dinamakan astenosfer. Karena suhu dan tekanan di lapisan astenosfer ini
sangat tinggi, batu-batuan di lapisan ini bergerak mengalir seperti cairan
(fluid).
Litosfer terpecah ke dalam beberapa lempeng tektonik yang saling bersinggungan satu dengan lainnya. Berikut adalah nama-nama lempeng tektonik yang ada di bumi, dan lokasinya bisa dilihat pada Peta Tektonik.
Litosfer terpecah ke dalam beberapa lempeng tektonik yang saling bersinggungan satu dengan lainnya. Berikut adalah nama-nama lempeng tektonik yang ada di bumi, dan lokasinya bisa dilihat pada Peta Tektonik.
Pergerakan Lempeng (Plate Movement)
Berdasarkan arah pergerakannya, perbatasan antara lempeng tektonik yang satu dengan lainnya (plate boundaries) terbagi dalam 3 jenis, yaitu divergen, konvergen, dan transform. Selain itu ada jenis lain yang cukup kompleks namun jarang, yaitu pertemuan simpang tiga (triple junction) dimana tiga lempeng kerak bertemu.
Berdasarkan arah pergerakannya, perbatasan antara lempeng tektonik yang satu dengan lainnya (plate boundaries) terbagi dalam 3 jenis, yaitu divergen, konvergen, dan transform. Selain itu ada jenis lain yang cukup kompleks namun jarang, yaitu pertemuan simpang tiga (triple junction) dimana tiga lempeng kerak bertemu.
1. Batas Divergen
Terjadi pada dua lempeng tektonik yang bergerak saling memberai (break apart). Ketika sebuah lempeng tektonik pecah, lapisan litosfer menipis dan terbelah, membentuk batas divergen.
Pada lempeng samudra, proses ini menyebabkan pemekaran dasar laut (seafloor spreading). Sedangkan pada lempeng benua, proses ini menyebabkan terbentuknya lembah retakan (rift valley) akibat adanya celah antara kedua lempeng yang saling menjauh tersebut.
Pematang Tengah-Atlantik (Mid-Atlantic Ridge) adalah salah satu contoh divergensi yang paling terkenal, membujur dari utara ke selatan di sepanjang Samudra Atlantik, membatasi Benua Eropa dan Afrika dengan Benua Amerika.
Terjadi pada dua lempeng tektonik yang bergerak saling memberai (break apart). Ketika sebuah lempeng tektonik pecah, lapisan litosfer menipis dan terbelah, membentuk batas divergen.
Pada lempeng samudra, proses ini menyebabkan pemekaran dasar laut (seafloor spreading). Sedangkan pada lempeng benua, proses ini menyebabkan terbentuknya lembah retakan (rift valley) akibat adanya celah antara kedua lempeng yang saling menjauh tersebut.
Pematang Tengah-Atlantik (Mid-Atlantic Ridge) adalah salah satu contoh divergensi yang paling terkenal, membujur dari utara ke selatan di sepanjang Samudra Atlantik, membatasi Benua Eropa dan Afrika dengan Benua Amerika.
2. Batas Konvergen
Terjadi apabila dua lempeng tektonik tertelan (consumed) ke arah kerak bumi, yang mengakibatkan keduanya bergerak saling menumpu satu sama lain (one slip beneath another).
Wilayah dimana suatu lempeng samudra terdorong ke bawah lempeng benua atau lempeng samudra lain disebut dengan zona tunjaman (subduction zones). Di zona tunjaman inilah sering terjadi gempa. Pematang gunung-api (volcanic ridges) dan parit samudra (oceanic trenches) juga terbentuk di wilayah ini.
Terjadi apabila dua lempeng tektonik tertelan (consumed) ke arah kerak bumi, yang mengakibatkan keduanya bergerak saling menumpu satu sama lain (one slip beneath another).
Wilayah dimana suatu lempeng samudra terdorong ke bawah lempeng benua atau lempeng samudra lain disebut dengan zona tunjaman (subduction zones). Di zona tunjaman inilah sering terjadi gempa. Pematang gunung-api (volcanic ridges) dan parit samudra (oceanic trenches) juga terbentuk di wilayah ini.
3. Batas Transform
Terjadi bila dua lempeng tektonik bergerak saling menggelangsar (slide each other), yaitu bergerak sejajar namun berlawanan arah. Keduanya tidak saling memberai maupun saling menumpu. Batas transform ini juga dikenal sebagai sesar ubahan-bentuk (transform fault).
Terjadi bila dua lempeng tektonik bergerak saling menggelangsar (slide each other), yaitu bergerak sejajar namun berlawanan arah. Keduanya tidak saling memberai maupun saling menumpu. Batas transform ini juga dikenal sebagai sesar ubahan-bentuk (transform fault).