1.4.1.5 STRUKTUR DAN NOMENKLATUR (TATA NAMA) POLIMER
Begitu besar molekul-molekul penyusun
polimer dan tidak hanya dari satu jenis polimer saja, namun dapat pula terdiri
dari beberapa unit polimer seperti yang sudah kita bahas sebelumnya. Penamaan polimer
didasari oleh atas nama monomernya baik dari nama sumber ataupun nama umum,
yang kedua didasari atas taktisitas dan isomernya.
Untuk nama polimer yang didasari atas nama
monomernya adalah polimer yang disusun oleh satu kata monomer. Penamaan dilakukan
dengan memberikan awal kata poli pada nama monomernya. Misalnya untuk polimer
dengan monomer stirena, maka nama polimer tersebut adalah polistirena. Penamaan berubah jika nama monomer lebih dari satu kata
atau didahului sebuah huruf atau angka. Penamaan dilakukan dengan meletakkan
nama monomer didalam kurung dan diawali dengan kata poli, sebagai contoh, jika
monomernya adalah asam akrilat, maka penamaan polimer menjadi poli(asam
akrilat).
Penamaan berdasarkan taktisitas
(keteraturan ruang), diawali dengan huruf i untuk isotaktik Bila diujung rantai polimer
setiap atom karbon asimetri berkonfigurasi ruang sama (D dan L) atau huruf s
untuk sindiotaktik bila ada dua atom karbon asimetri
berdekatan berkonfigurasi ruang atau bangunan (D dan L). Sebagai contoh kita tuliskan nama senyawa
i-polistiren, maka hal ini mengindikasikan Bahwa, polimer disusun oleh monomer
stiren dimana kedudukan atau posisi gugus fenilnya sama. Penamaan berdasarkan isomer structural
geometriknya ditunjukkan dengan menggunakan awaan cis atau trans serta dengan
menyebutkan angka unuk posisi sebelum kata poli. Untuk lebih mudah memahaminya,
kita ambil contoh nama berdasarkan isomer seperti
trans-1,4-poli(1,3-butadiena).